Menjelang akhir tahun 2014, saya coba untuk merencanakan trip yang hanya berdurasi 2 hari saja. Karena tanggal 31 December 2014 masih hari kerja resmi dan hari Jum'at tanggal 2 Januari sudah resmi mulai kerja lagi.
Dari segi jarak, waktu dan biaya, saya memutuskan untuk riding ke Jawa Timur hingga mencapai seputaran Jember, untuk menyongsong tahun baru 2015. Bila bagi sebagian teman2 akan memilih tempat wisata seperti Bali guna menghabiskan malam tahun baru, bagi saya justru sebaliknya. Saya ingin menghabiskannya riding keluar dari Bali. Destinasi yang saya akan tempuh juga tidak jauh , hanya sekitar 750 km pp.
Baiklah, saya mulai saja cerita perjalanan saya kali ini. Hari Rabu tanggal 31 December 2014, pada pukul 15.30 , setelah mengisi BBM di tanki Scorpy full, saya start dari Denpasar menuju Gilimanuk. Sore ini situasi lalin di kota Denpasar belum begitu ramai. Belum terlihat tanda2 hiruk pikuk untuk menyambut tahun baru 2015.
Santai saja saya susuri jalan Teuku Umar kemudian masuk ke Jl.Mahendradatta lanjut ke Jl.Cargo yang mengarah keluar kota Denpasar. Menjelang kota Melaya ,seperti biasanya, hujan mulai mengguyur Tanah Dewata. Saya berhenti sejenak untuk mamakai rain-gear dan segera lanjut ke Gilimanuk. Sekitar pukul 18.00 WITA. atau 2,5 jam riding saya tiba di Gilimanuk dan langsung naik ke ferry yang sudah standby.
Diluar dugaan, kondisi ferry sore itu sangat padat karena kebetulan berbarengan dengan jam nya bis malam bergerak ke berbagai jurusan di pulau Jawa. Sempat saya adu mulut dengan petugas ferry karena space yang terbatas, namun petugas berusaha untuk menjejalkan kendaraan R2 untuk boarding. Akhirnya sebagian dari pengendara R2 yang merasa tidak nyaman dengan kondisi itu, memilih untuk turun dan menunggu giliran pada antrean ferry berikut.
Sekitar sejam crossing tibalah saya di pelabuhan Ketapang. Ramai sekali suasana Ketapang malam itu, baik oleh kendaraan yang baru turun dari ferry atau sebaliknya kendaraan2 yang akan naik ferry. Rupanya mereka masih berusaha keras untuk menghabiskan pergantian tahun 2014 ini di Bali.
Memasuki kota Banyuwangi lalin mulai padat oleh kendaraan2 yang lalu lalang sembari membunyikan terompet tahun baru. Karena perut lapar, saya berhenti pada sebuah warung dipinggir jalan di Banyuwangi untuk menyantap mie ayam. Karena perut laper banget, terasa nikmat sekali rasanya mie ayam seharga Rp.7.000 itu yang sudah including hot tea. Untuk tidak membuang waktu, mengingat di Banyuwangi sudah mulai banyak road block guna menyambut tahun baru, saya bergegas untuk meninggalkan kota itu.
Jember, iya itu kota tujuan saya selanjutnya.Dengan jarak 113 km dari Banyuwangi saya optimis untuk tiba di Jember sebelum pergantian tahun. Ber-turut2 kota Rogojambi , Genteng yang malam itu sangat ramai sekali oleh warga yang ingin melewatkan malam tahun baru dijalan. Sungguh sebuah suasana yang berbeda dengan kota2 besar ,namun tidak kalah meriahnya.
Setelah melewati kota Glenmore, hujan kembali mengguyur bumi Jawa Timur. Memasuki daerah Gumitir yang menjadi salah satu trek favorit saya. karena kontur jalan berliku dilereng bukit dan sesekali dihiasi oleh negative camber corner , saya meningkatkan kewaspadaan dengan caution 2, (kalau dalam istilah pacenote rally) agar tidak slip dan overshoot pada tikungan2 yang licin dan gelap tersebut. Dengan kecepatan berkisar 50- 80 km saya lahap tikungan demi tikungan.
Tidak lama berselang saya tiba di desa Mayang, dekat Jember dan menepi pada sebuah toko Indomaret untuk sekedar membeli refreshment. Hujan masih saja turun saat itu. Kemudian saya lanjutkan lagi perjalanan memasuki kota Jember. Setiba di Jember, saya disambut oleh razia Kepolisian, yang langsung saja memberikan jalan buat saya untuk lanjut, tanpa harus berhenti.
Saya berusaha mencari jalan untuk menuju Alun2 kota Jember, ternyata sudah ditutup semua dan akhirnya saya berhenti pada sebuah Indomaret dijantung kota Jember.
Waktu menunjukkan pukul 22.45 saat itu yang artinya masih ada waktu buat saya istirahat pada sebuah toko Indomaret dipusat kota Jember, sebelum memasuki pergantian tahun. Sedang asyik mem-buka2 berita pada Tab saya, tiba2 ada suara menyapa saya : "pak Tony, lagi ada acara apa disini ?"..seorang anak muda yang mengendarai Suzuki Satria FU menghampiri saya dan mengenalkan diri sebagai adiknya Bambang. mekanik saya di Denpasar. Rupanya dia baru saja tiba dari Denpasar dan akan pulang ke desa nya di Gumuk Mas, kira2 30 menit lagi setelah kota Jember. Dia mengajak saya untuk mampir ke desa nya dan saya bilang saya hanya sampai Jember saja. Setelah minum dia pun langsung jalan ke desa nya karena sudah ditunggu kerabat nya disana. Lagi2 saya ketemu orang di tempat yang asing...What a small world..or I'm famous enough ? Ha ha ha...
Diluar dugaan, kondisi ferry sore itu sangat padat karena kebetulan berbarengan dengan jam nya bis malam bergerak ke berbagai jurusan di pulau Jawa. Sempat saya adu mulut dengan petugas ferry karena space yang terbatas, namun petugas berusaha untuk menjejalkan kendaraan R2 untuk boarding. Akhirnya sebagian dari pengendara R2 yang merasa tidak nyaman dengan kondisi itu, memilih untuk turun dan menunggu giliran pada antrean ferry berikut.
Bareng bis malem, padat sangat |
Posisi Scorpy, nyempil di buritan ferry |
Memasuki kota Banyuwangi lalin mulai padat oleh kendaraan2 yang lalu lalang sembari membunyikan terompet tahun baru. Karena perut lapar, saya berhenti pada sebuah warung dipinggir jalan di Banyuwangi untuk menyantap mie ayam. Karena perut laper banget, terasa nikmat sekali rasanya mie ayam seharga Rp.7.000 itu yang sudah including hot tea. Untuk tidak membuang waktu, mengingat di Banyuwangi sudah mulai banyak road block guna menyambut tahun baru, saya bergegas untuk meninggalkan kota itu.
Jember, iya itu kota tujuan saya selanjutnya.Dengan jarak 113 km dari Banyuwangi saya optimis untuk tiba di Jember sebelum pergantian tahun. Ber-turut2 kota Rogojambi , Genteng yang malam itu sangat ramai sekali oleh warga yang ingin melewatkan malam tahun baru dijalan. Sungguh sebuah suasana yang berbeda dengan kota2 besar ,namun tidak kalah meriahnya.
Setelah melewati kota Glenmore, hujan kembali mengguyur bumi Jawa Timur. Memasuki daerah Gumitir yang menjadi salah satu trek favorit saya. karena kontur jalan berliku dilereng bukit dan sesekali dihiasi oleh negative camber corner , saya meningkatkan kewaspadaan dengan caution 2, (kalau dalam istilah pacenote rally) agar tidak slip dan overshoot pada tikungan2 yang licin dan gelap tersebut. Dengan kecepatan berkisar 50- 80 km saya lahap tikungan demi tikungan.
Tidak lama berselang saya tiba di desa Mayang, dekat Jember dan menepi pada sebuah toko Indomaret untuk sekedar membeli refreshment. Hujan masih saja turun saat itu. Kemudian saya lanjutkan lagi perjalanan memasuki kota Jember. Setiba di Jember, saya disambut oleh razia Kepolisian, yang langsung saja memberikan jalan buat saya untuk lanjut, tanpa harus berhenti.
Saya berusaha mencari jalan untuk menuju Alun2 kota Jember, ternyata sudah ditutup semua dan akhirnya saya berhenti pada sebuah Indomaret dijantung kota Jember.
Upaya mencari jalan ke Alun2 kota Jember |
Tepat pada pergantian tahun, warga yang berkumpul didepan Indomaret itu bersama2 melakukan countdown dalam bahasa Jawa Ngoko : sepuluh,sanga,wolu,pitu,enem,lima,papat,telu,loro,siji...duaaar bunyi kembang api saling bersahutan meluncur keudara dan membuat langit kota Jember seperti bunga api...
And ...I'm already in the Year of 2015 with the nice people surrounding. Sungguh suatu moment yang sangat indah dalam membuka tahun 2015 yang merupakan Tahun Shio Kambing ini..Mungkin akan lebih banyak orang bersifat seperti kambing ..wallahualam..
Setelah ber-bincang2 ngalor ngidul dengan warga yang nongkrong disekitar Indomaret dijantung kota Jember itu sekitar pukul 02,30 saya pamitan kepada mereka dan bergeser kearah Alun2 Kota Jember yang dinihari itu sudah mulai sepi.
Sepi di Alun2 Kota Jember |
The party is over |
Setelah berhenti sejenak di Alun2 kota yang bak kapal pecah oleh karena sampah berserakan bekas pesta pergantian tahun itu saya mencari SPBU terdekat untuk beristirahat. GPS Garmin saya menangkap lokasi SPBU Baratan, yang berlokasi kearah luar kota Jember. Tiba di SPBU yang cukup ramai tersebut saya membeli jagung rebus yang sangat menggoda karena perut mulai honger lagi. Setelah menyantap jagung rebus tersebut ,rasa kantuk berat pun menyerang hebat. Seperti biasa, helm saya gembok di motor, pannier juga saya kunci, saya duduk bersandar di emperan kantor SPBU untuk tidur. Oooh ..What a night..
Rest sebelum Gumitir |
Hiruk pikuk motor yang mengantri bensin pada subuh itu membuat saya terjaga dari tidur yang minus mimpi dan seperti biasa, menjalankan ritual subuh ke WC. Selesai mem-bombardier WC yang tidak bersalah, pada pagi itu , saya melanjutkan perjalanan kearah pulang ke Banyuwangi.
Riding back to Denpasar in early 2015 |
Breakfast time |
Short break |
Pulang |
Di ferry Ketapang - Gilimanuk |
No comments:
Post a Comment