Setelah finish dari trip Kelimutu pada hari Sabtu sore tanggal 21 December 2013, maka sisa cuti saya masih ada 3 hari sampai dengan tanggal 24 December 2013, dan tanggal 25 dan 26 December adalah libur nasional ditambah lagi ada pengumuman mendadak bahwa tanggal 27 December yaitu hari Jum'at nya karena kejepit maka kantor diliburkan. Berarti saya masih punya seminggu lagi hari libur. Senin tanggal 30 December 2013 baru kantor masuk seperti biasa.
Setelah mempertimbangkan bahwa daripada stay/cicing/ngeringkel di Denpasar selama seminggu dalam keadaan libur pulak alangkah lebih baiknya kalo nyambung riding ke pulau Jawa. Tidak ada persiapan , hanya sekedar ganti oli motor dan re-packing lagi barang2 saya pun sudah ready untuk riding.
Selasa pagi tanggal 24 December 2013 ,setelah drop bro Yudie ke bandara Ngurah Rai, karena dia pulang ke Banjarnegara dengan menggunakan pesawat via Yogya, maka saya sudah bersiap untuk start.
Trip saya awali pada pukul 10.30 ditengah gerimis nya kota Denpasar. Tidak ada target waktu, destinasi yang specific membuat trip saya ini sangat berbeda pace nya dengan trip2 yang terdahulu. I just riding free as the birds....
Pukul 13.00 WITA saya tiba di Gilimanuk dan terlihat kendaraan yang turun dari ferry dari Ketapang mulai terlihat padat. Mungkin karena sudah mendekati akhir tahun dan banyak wisatawan domestik yang akan melepas tahun 2013 di pulau Dewata ini. Saya menyempatkan untuk makan siang di Gilimanuk ini pada sebuah rumah makan Jawa Timur.
Setiba di Ketapang, pada pukul 14.00 WIB, saya langsung refueling dan lanjut ke arah Situbondo. Traffic sangat bersahabat sore itu sehingga perjalanan menjadi sangat lancar walau sesekali diselingi hujan.
Tanpa terasa, kota Situbondo sudah terlewati dan hari mulai gelap. Setiba di Paiton perut sudah tidak bisa diajak kompromi lagi dan terpaksa saya menepi pada sebuah rumah makan Padang, Selesai beristirahat sekitar 30 menit perjalanan saya lanjutkan menuju kota Surabaya dengan melewati kota-kota Probolinggo - Pasuruan - Bangil dan Sidoarjo.
Menjelang tengah malam saya memasuki kota Surabaya yang mulai terlihat sepi. Dengan menyusuri Jalan Darmo dan mengarah ke kota Gresik via Tambak Langon dengan full-santai saya gas Scorpy.
Karena traffic yang sudah mulai lengang di kota Surabaya sehingga dengan mudah saya untuk melalui kota terbesar kedua di Indonesia tersebut untuk selanjutnya memasuki kota semen, Gresik. Berhubung stamina masih prima perjalanan masih terus lanjut dan tanpa terasa sekitar pukul 03.00 dinihari dan hari sudah berganti menjadi Selasa, saya memasuki kota Lamongan yang sangat sepi sekali saat itu.
Setelah kota Lamongan rasa kantuk yang sangat kuat kembali menyerang dan memaksa saya untuk berhenti. Jarak 55 km ke kota Tuban yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit , berhubung rasa kantuk sehingga sering berhenti2.
Pukul 07.00 saya memasuki kota Tuban dan berjalan perlahan sembari mencari tempat untuk sarapan.
Setelah sarapan bubur ayam di Tuban,perjalanan saya lanjutkan menuju Semarang.Menjelang kota Pati, kemacetan mulai terasa disebabkan jalan yang bergelombang parah sehingga kendaraan2 besar seperti bus dan truk gandengan berjalan dengan sangat perlahan.
Menjelang siang saya memasuki kota Pati dan matahari terasa sangat menyengat , panas khas Pantura. Perjalanan saya lanjutkan hingga memasuki kota Juwana dan rasa lapar yang sangat membuat saya berhenti pada RM Gading Asri untuk menyantap makan siang. Ayam goreng beserta lalapan menjadi pilihan saya siang itu.
Selesai makan siang, perut kenyang,membuat rasa ngantuk bukan nya hilang malahan makin bertambah, Tapi kalo diliat kebelakang memang sudah sewajarnya stamina saya mulai menurun dikarenakan saya baru saja menyelesaikan 1.942 km yaitu trip dari Denpasar ke Taman Nasional Kelimutu di Flores, dan hanya berselang 2 hari rest di Denpasar langsung start dengan jarak tempuh dari Denpasar hingga Juwana ini sudah mencapai 660 km dengan hanya rest sebentar2 di SPBU. Saya ,memutuskan untuk beristirahat sekitar satu jam di rumah makan ini.
Sejam berlalu, pukul 15.00 saya berkemas dan Scorpy saya pacu kembali kearah kota Semarang yang berjarak 67 km. Dan menjelang magrib ,pukul 17.45 saya tiba di Kaliwungu atau tepatnya menjelang kota Kendal. Setelah membeli softdrinks di Indomaret sejenak saya rehat menanti lewatnya waktu magrib.
Lewat magrib perjalanan saya lanjutkan menuju arah Pekalongan. Setelah melewati Alas Roban saya berhenti untuk makan malam dan beristirahat kembali. Semakin terasa kepenatan dan saya membutuhkan lebih sering waktu beristirahat. Namun dengan tidak ada nya target destinasi tertentu membuat perjalanan saya kali ini terasa santai tanpa dikejar target waktu.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 20.00 perjalanan lanjut menuju Pekalongan.Jalur pantura malam itu sangat padat dengan gaya ugal2an mengemudi para sopir bus malam yang sering memaksa saya minggir hingga masuk ke "gravel-bed" guna menghindari disenggol dari belakang atau dari depan.Tidak heran bila jalur Pantura ini kerap disebut sebagai jalur tengkorak atau "the killling field".
Tiba di kota Comal, atau sekitar 10 km dari kota Pekalongan ke arah Cirebon saya menemukan sebuah SPBU yang sangat nyaman dan bersih, serta dipenuhi oleh kendaraan yang sedang beristirahat. Langsung Scorpy saya parkir. Gelar matras dan alangkah nikmatnya rebahan di "Pertamina Cottage" malam itu.Cukup panjang waktu istirahat saya di kota Comal itu. Terbangun saya sekitar pukul 02.00 dinihari dan setelah mencuci muka perjalanan saya lanjutkan lagi ke arah kota Cirebon yang masih berjarak 123 km dari kota Comal.
Stop and go riding yang sering sehingga memasuki kota Brebes hari sudah mulai terang, Saya berhenti di alun2 kota Brebes untuk melanjutkan ritual "nyabu" dipagi hari. Cukup nikmat "sabu"yang saya peroleh pagi itu membuat stamina saya kembali pulih dan siap untuk melanjutkan Nowhere Trip ini.
Selesai ritual nyabu pagi, perjalanan saya lanjutkan menuju kota Cirebon yang berjarak 56 km dari Brebes.Lalu lintas pagi itu mulai terasa ramai oleh angkot yang pating-sliwer menuju pasar.Selang sekitar 1 jam 45 menit saya sudah memasuki ring-road kota Cirebon dan langsung ambil terus, tanpa mampir masuk kota, menuju arah Jatiwangi.Lagi-lagi tidak ada specific arah yang akan saya tuju, hanya jalan begitu saja...well, I just follow the sun :)
Dipasar Jatiwangi pagi itu sangat padat oleh ada nya pasar tumpah membuat kemacetan total hampir 2 km. Dengan sabar saya ikuti antrean kendaraan pagi itu. Akhirnya sekitar 45 menit berlalu saya lolos juga dari kemacetan itu dan mulai menemui jalan berliku menuju kota Kadipaten. Setelah Kadipaten saya masuk Tomo dan jalanan dari Tomo menuju Sumedang yang saat lebaran saya lewati mulus sekali sudah berani tampil beda dengan menambahkan hiasan2 berupa ornamen lobang2 yang cukup dalam yang memaksa saya untuk berakrobat zig zag menghindari "jebakan Batman" dipagi itu.
Jarak antara Kadipaten ke Sumedang yang hanya 37 km itu tidak dapat ditempuh dengan kecepatan maksimal. Lobang dan jalan bergelombang selain membuat antrean panjang kendaraan menjelang masuk kota Sumedang. Dari kota Sumedang saya mengambil arah Rancakalong yang tembus ke Tugu Nanas di Jalan Cagak, Subang. Sebagian jalan tembus tersebut sudah lebih mulus ketimbang saya lewati ketika lebaran kemaren.Terlihat lapisan hotmix baru dengan garis tengah jalan yang masih baru.
Ketapang |
Tanpa terasa, kota Situbondo sudah terlewati dan hari mulai gelap. Setiba di Paiton perut sudah tidak bisa diajak kompromi lagi dan terpaksa saya menepi pada sebuah rumah makan Padang, Selesai beristirahat sekitar 30 menit perjalanan saya lanjutkan menuju kota Surabaya dengan melewati kota-kota Probolinggo - Pasuruan - Bangil dan Sidoarjo.
Dinner at Paiton |
Menjelang tengah malam saya memasuki kota Surabaya yang mulai terlihat sepi. Dengan menyusuri Jalan Darmo dan mengarah ke kota Gresik via Tambak Langon dengan full-santai saya gas Scorpy.
Refueling - menjelang Surabaya |
The silent city - Lamongan @ 03.25 AM |
Pukul 07.00 saya memasuki kota Tuban dan berjalan perlahan sembari mencari tempat untuk sarapan.
Masuk kota Tuban |
Landmark kota Tuban |
Setelah sarapan bubur ayam di Tuban,perjalanan saya lanjutkan menuju Semarang.Menjelang kota Pati, kemacetan mulai terasa disebabkan jalan yang bergelombang parah sehingga kendaraan2 besar seperti bus dan truk gandengan berjalan dengan sangat perlahan.
Menjelang siang saya memasuki kota Pati dan matahari terasa sangat menyengat , panas khas Pantura. Perjalanan saya lanjutkan hingga memasuki kota Juwana dan rasa lapar yang sangat membuat saya berhenti pada RM Gading Asri untuk menyantap makan siang. Ayam goreng beserta lalapan menjadi pilihan saya siang itu.
Ayam goreng |
Sejam berlalu, pukul 15.00 saya berkemas dan Scorpy saya pacu kembali kearah kota Semarang yang berjarak 67 km. Dan menjelang magrib ,pukul 17.45 saya tiba di Kaliwungu atau tepatnya menjelang kota Kendal. Setelah membeli softdrinks di Indomaret sejenak saya rehat menanti lewatnya waktu magrib.
Lewat magrib perjalanan saya lanjutkan menuju arah Pekalongan. Setelah melewati Alas Roban saya berhenti untuk makan malam dan beristirahat kembali. Semakin terasa kepenatan dan saya membutuhkan lebih sering waktu beristirahat. Namun dengan tidak ada nya target destinasi tertentu membuat perjalanan saya kali ini terasa santai tanpa dikejar target waktu.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 20.00 perjalanan lanjut menuju Pekalongan.Jalur pantura malam itu sangat padat dengan gaya ugal2an mengemudi para sopir bus malam yang sering memaksa saya minggir hingga masuk ke "gravel-bed" guna menghindari disenggol dari belakang atau dari depan.Tidak heran bila jalur Pantura ini kerap disebut sebagai jalur tengkorak atau "the killling field".
Tiba di kota Comal, atau sekitar 10 km dari kota Pekalongan ke arah Cirebon saya menemukan sebuah SPBU yang sangat nyaman dan bersih, serta dipenuhi oleh kendaraan yang sedang beristirahat. Langsung Scorpy saya parkir. Gelar matras dan alangkah nikmatnya rebahan di "Pertamina Cottage" malam itu.Cukup panjang waktu istirahat saya di kota Comal itu. Terbangun saya sekitar pukul 02.00 dinihari dan setelah mencuci muka perjalanan saya lanjutkan lagi ke arah kota Cirebon yang masih berjarak 123 km dari kota Comal.
Stop and go riding yang sering sehingga memasuki kota Brebes hari sudah mulai terang, Saya berhenti di alun2 kota Brebes untuk melanjutkan ritual "nyabu" dipagi hari. Cukup nikmat "sabu"yang saya peroleh pagi itu membuat stamina saya kembali pulih dan siap untuk melanjutkan Nowhere Trip ini.
Nyabu di alun2 kota Brebes |
Dipasar Jatiwangi pagi itu sangat padat oleh ada nya pasar tumpah membuat kemacetan total hampir 2 km. Dengan sabar saya ikuti antrean kendaraan pagi itu. Akhirnya sekitar 45 menit berlalu saya lolos juga dari kemacetan itu dan mulai menemui jalan berliku menuju kota Kadipaten. Setelah Kadipaten saya masuk Tomo dan jalanan dari Tomo menuju Sumedang yang saat lebaran saya lewati mulus sekali sudah berani tampil beda dengan menambahkan hiasan2 berupa ornamen lobang2 yang cukup dalam yang memaksa saya untuk berakrobat zig zag menghindari "jebakan Batman" dipagi itu.
Jarak antara Kadipaten ke Sumedang yang hanya 37 km itu tidak dapat ditempuh dengan kecepatan maksimal. Lobang dan jalan bergelombang selain membuat antrean panjang kendaraan menjelang masuk kota Sumedang. Dari kota Sumedang saya mengambil arah Rancakalong yang tembus ke Tugu Nanas di Jalan Cagak, Subang. Sebagian jalan tembus tersebut sudah lebih mulus ketimbang saya lewati ketika lebaran kemaren.Terlihat lapisan hotmix baru dengan garis tengah jalan yang masih baru.
10 km menuju Jalan Cagak |
Tugu Nanas |
Dari Kelimutu ke Tugu Nanas
Ambil tebu buang seruas
Walau jalan berliku dan panas
Namun qolbu terasa puas
(Management Qolbu - Edisi ADV riders)Dari Tugu Nanas perjalanan saya lanjutkan menuju arah Lembang dengan melewati kawasan wisata Ciater dan Tangkuban Perahu. Diluar perhitungan saya, jalan macet total sejak pintu masuk Tangkuban Perahu dan niatan menuju Lembang pun saya urungkan dan saya berputar arah menuju Sumedang lagi.
Entrance gate Tangkuban Perahu |
Kembali menuju arah Sumedang dengan jalan yang sama yaitu Rancakalong dengan speed yang lebih rendah karena memang stamina mulai drop lagi setelah terkuras pada saat macet total saat akan menuju Lembang.
Setiba di Sumedang saya lanjut kembali kearah Kadipaten lanjut Majalengka terus ke Cikijing dan Kuningan. Jalan berliku dari Cikijing hingga Waduk Darma - Kuningan menjadi hiburan tersendiri bagi saya sore itu. Dari Kuningan langsung saya menuju Cirebon.
Masuk kota Cirebon, hari sudah gelap dan saya pun mencari makan malam yaitu nasi jamblang khas Cirebon. Berhubung masih agak ramai saya pergunakan kesempatan untuk mengitari kota Cirebon. Malam itu saya mulai merasa kelelahan oleh karena jika diurut lagi memang waktu istirahat saya sangat kurang dalam beberapa hari ini. Untuk mencari hotel sudah terasa malas karena capek sehingga Pertamina Cottage cabang by-pass Cirebon adalah pilihan terbaik malam itu. Kembali, matras saya gelar di emperan SPBU dan sayapun tertidur lelap.
Saya tersentak mendengar suara kendaraan yang mulai rame memasuki SPBU tersebut, dan ternyata hari sudah mulai terang. Saya liat jam tangan saya sudah menunjukkan "Friday" dated 27 December 2013.Yang berarti dalam maximal 2 hari lagi yaitu pada hari Minggu tanggal 29 December saya harus sudah tiba di Denpasar untuk mulai kerja pada hari Senin tanggal 30 December 2013.
Sambil sarapan roti yang saya beli di mini market SPBU tersebut saya mencoba untuk merencanakan rute jalan pulang. Pilihan saya masih akan tetap mengambil rute sebagian Pantura hingga Semarang, baru turun ke Salatiga dan lanjut dengan jalur selatan.
Pukul 10.00 pagi saya tinggalkan kota Cirebon dan menjelang kota Brebes saya berhenti untuk Jum'atan. Selesai Jum'atan saya mencari makan siang didekat masjid, Ketemu sate Meranggi, dan pilihan saya adalah sate daging sapi nya.
Sate Meranggi |
Selesai makan siang saya mampir kesebuah bengkel kecil untuk mengganti oli Scorpy supaya fresh kembali kinerja mesin nya.
Ganti oli |
Setelah ganti oli, iseng saya coba untuk menghitung jarak tempuh yang sudah saya lalui sejak tanggal 16 December yaitu saat start menuju ke Kelimutu dan connected dengan trip di pulau Jawa ini. Angka yang saya peroleh adalah : 1.942 km + jarak Denpasar - Lembang - Cirebon - Brebes (1.091 km) yaitu 3.033 km. Wow...lumayan juga yah :)
Siang itu hujan turun deras dan setelah ganti oli, saya tidak memaksa untuk jalan, hanya menunggu hujan agak reda. Hampir pukul 18.00 baru hujan reda dan perjalanan saya lanjutkan lagi menuju kota Semarang. Lewat kota Tegal, belum lama start perut kembali lapar, dan saya langsung mencari rumah makan.
Makan di Tegal |
Menu sop iga sapi nya pas sekali guna mengatasi dingin dan sebagian jaket basah diguyur sisa hujan dari Brebes.
Sop iga sapi |
Kelar makan malam perjalanan lanjut lagi kearah Semarang.Setelah berjalan 69 km tibalah saya di kota Weleri dengan rasa kantuk tingkat dewa. Seperti biasa, saya mampir ke Pertamina Cottage untuk memilih "suite" yang pas :)
"You can check-in anytime.you like .but you can just always leave"...."welcome to the Hotel Pertamina....such a lovely place...such a lovely place..."
Dan saya pun tertidur lelap di matras setelah merapikan posisi parkir motor dan mengamankan barang2 berharga didalam pannier yang terkunci rapat.
Another morning has broken...dan sudah tiba dihari Sabtu tanggal 28 December 2013. Scorpy saya pacu memasuki kota Semarang dan mengarah ke Ungaran. Masih sepi di Gombel dan menjelang Ungarang terjadi kemacetan akibat jalan beton yang masih separoh jadi. Pagi tiba dan saat sarapan pun menanti. Soto ayam. menu pilihan menggiurkan di pagi itu.
Soto ayam Pak No |
Selesai sarapan soto ayam perjalanan saya lanjutkan kearah kota Salatiga, Hawa sejuk mulai terasa saat mulai menanjak dari Gombel hingga Ungaran.Keluar Ungaran tiba saya dikota Bawen yang berjarak 17 km dari Semarang. Lanjut ke kota Salatiga yang hanya 10 km dari Bawen.
Masuk Salatiga |
Depan Universitas Kristen Satya Wacana - Salatiga |
Downtown Salatiga |
Dari Salatiga saya mengambil shorcut ke kota Sragen via Karanggede dan Gemolong. Keuntungan menggunakan jalur ini adalah guna menghindari kemacetan dikota Boyolali dan Solo.
Shortcut ke Sragen via Karanggede dan Gemolong |
Short break di Karanggede |
Sekitar pukul 13.00 saya tiba dikota Sragen dan kembali memilih makanan padang untuk makan siang. Sangat panas cuaca ketika saya tinggalkan kota Sragen menuju Mantingan yang berjarak 17 km dari Sragen Dan tidak lama,sekitar pukul 14.20 saya pun sudah berada di propinsi paling ujung di pulau Jawa.
Welcome to Jatim |
Dari Mantingan perjalanan saya lanjutkan ke kota Ngawi dengan jarak 35 km. Dari Ngawi perjalanan terus ke Caruban dengan jarak 35 km. Di Caruban karena panas sangat menyengat sehingga sayapun mampir di Indomaret untuk cooling down.
Lanjut dari Caruban 29 km menuju Nganjuk. Mulai masuk kota Nganjuk, matahari menampak kan kelelahan nya dalam menyinari bumi. Saya bergeser 25 km ke kota Kertosono.Kemudian jalan 17 km memasuki kota Jombang. Hari mulai sore dan ketika masuk Mojokerto, haripun gelap, Saya sempatkan refueling di Mojokerto. And the journey goes on...
Dari Mojokerto perjalanan saya lanjutkan ke Mojosari dan Gempol. Keluar kota Gempol dan Bangil kondisi traffic berubah drastis menjadi sangat macet. Puncaknya setiba di Pasuruan, kendaraan terhenti total. Selidik punya selidik, ternyata tengah terjadi accident yang sangat serius di kota Tongas yang mengakibatkan korban tewas 18 orang, penumpang pick up yang terdiri atas ibu2 yang baru pulang melayat. Adapun mobil pick up yang naas itu memuat 32 penumpang dan memaksa menyusul kendaraan didepan nya dan berakhir dengan tabrakan frontal dengan truk tangki. Tidak kurang dari 5 jam saya berhenti di SPBU menunggu jalan dibuka kembali.
Setelah jalan dibuka,, perjalanan saya lanjutkan menuju kota Probolinggo dan lanjut ke Situbondo. Dari Situbondo lanjut ke Ketapang. Sangat ngantuk sekali rasanya dalam perjalanan menuju Ketapang dini hari itu. Kopi adalah salah satu cara pengusir rasa itu.
Sahabat setia |
Pukul 07.00 pagi pada hari Minggu tanggal 29 December 2013 saya tiba di Ketapang dan langsung menuju loket ferry untuk segera menyeberang ke Gilimanuk.
Loket ferry Ketapang |
Sail back home |
Pukul 09.00 WITA saya tiba di Gilimanuk dan bergegas menuju Denpasar sebelum rute tersebut menjadi rame. Cuaca cerah dan cukup panas membuat waktu tempuh saya menjadi 3 jam ke Denpasar.
Pukul 12.00, hari Minggu tanggal 29 December 2013 saya masuk kota Denpasar dan alhamdulilah selamat tiba dirumah. Setelah saya parkir motor dan saya segera melihat catatan perjalanan, Total jarak yang saya tempuh sejak start dari Denpasar tanggal 24 December yang lalu adalah 2.144 km. Dan bila dijumlahkan dengan jarak tempuh sebelumnya yaitu dari Denpasar ke Moni/Ende pp sejauh 1.942 km maka total jarak tempuh keseluruhan saya sejak tanggal 16 - 29 December 2013 menjadi 4.086 km.
Tidak kalah pentingnya adalah kondisi panniers setelah dibawa jalan 4.086 km dengan berbagai kondisi kontur jalan serta perubahan cuaca yang ekstrim,tidak ada sedikitpun keluhan, baik berupa kebocoran, rembes dan lain2 yang mungkin saja dialami pemakai produk pannier lokal lain nya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada bro Alfian yang sudah secara presisi dalam mempersiapkan pannier ini. Atas dasar hasil yang sangat memuaskan ini saya berencana akan memesan top box alumunium ukuran 25 liter kepada bro Alfian guna melengkapi fungsi sepasang panniers ini.
Mudah2an jarak tempuh yang cukup memadai ini dapat menjadikan modal dasar dalam cara mengatur stamina menuju Km O nanti. Amien YRA.
Sampai berjumpa pada cerita trip saya berikutnya.
Wassalam.
No comments:
Post a Comment