Setelah beberapa kali gagal untuk jalan ke Madura, maka bertepatan
dengan adanya libur Hari Raya Kuningan, pada tanggal 6 April 2013,
sehingga kantor diliburkan dan tanggal 5 April nya setengah hari,
tibalah saat yang tepat untuk berangkat. Memang, 2 tahun yang lalu saya
sempat mampir ke Madura, namun hanya sampai Bangkalan saja, atau kira2
13 km dari ujung jembatan Suramadu. Kali ini target saya untuk
menjelajahi Madura secara utuh hingga ke ujung timur, kota Sumenep.
Persiapan Scorpy tidak banyak, hanya sekedar ganti oli dan perbaikan di
sektor suspensi depan, dengan jalan penambahan travel shock depan
sekitar 5 cm.Hal ini dimaksudkan guna menambah kenyamanan dalam melibas
trek bumpy yang senantiasa menghiasi perjalanan selama turing.
Tambahan adaptor 5 cm |
Adapun route plan saya seperti yang ada pada gambar ini :
Route plan |
Baiklah, ba'da sholat Jum'at, 5 April 2013, pukul 15,00 ditengah
teriknya cuaca Denpasar, Scorpy saya pacu menuju Gilimanuk.Perjalanan
hingga Tabanan sangat lancar dan cenderung agak padat, karena dalam
menyambut libur Kuningan hari Sabtu esoknya, banyak yang menggunakan
waktu untuk pulang ke pulau Jawa.
Namun, tidak lama selepas Tabanan , hujan lebat segera tanpa basa basi
mengguyur bumi dan memaksa saya untuk menepi dan memakai rain-gear
secara lengkap, mulai jas hujan,hingga rain-coat sepatu. Dan perjalanan
berlanjut ditengah derasnya hujan siang itu. Dengan kecepatan konstan 80
km,sekitar pukul 17.30, atau 2,5 jam perjalanan, jarak 133 km pun dapat
saya selesaikan dengan baik.Dan hujan berhenti sejenak.
Setelah melewati pos pemeriksaan polisi dan membayar tiket penyeberangan
sebesar Rp.16.000, Scorpy langsung naik menuju ferry yang telah parkir.
Diatas ferry |
Setelah menanti 30 menit, ferry pun bertolak menuju ke Ketapang.Hujan
sangat lebat mengiringi perjalanan menuju seberang. Diluar dugaan, ferry
dapat mencapai Ketapang on time atau sekitar 50 menit ditengah cuaca
buruk.
Setiba di Ketapang sekitar pukul 19.00, perut sudah tidak dapat diajak
kompromi dan segera saya merapat ke sebuah rumah makan dengan menu ayam
goreng.Nikmat sekali rasanya makan pada saat lapar dan kedinginan
setelah diguyur hujan sepanjang perjalanan,
Ayam goreng di Ketapang |
Hujan masih turun deras saat saya memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan,namun tidak mungkin saya membuang waktu untuk menunggu hujan
reda. Target saya harus mencapai Surabaya esok pagi, untuk sight-seeing
sejenak sebelum lanjut ke pulau garam.
Memasuki hutan jati di Bajul Mati, hujan semakin deras dan banyak
genangan air.Walau sudah dibantu oleh sinar lampu HID, tetap saja agak
sulit membedakan pinggiran jalan sehingga saya riding dengan extra precaution. Jarak 21 km di hutan jati itu terasa jauh banget karena terbatasnya visibility.
Akhirnya tibalah saya di desa Asem Bagus seiring dengan meredanya hujan
dan cuaca mulai bersahabat. Perjalanan lanjut hingga Situbondo untuk
melakukan refueling pertama. Malam itu suasana kota Situbondo sangat
ramai sekali, mungkin karena malam Sabtu.Banyak motor yang melakukan
aksi kebut2an dan tidak ada razia polisi sama sekali.Seakan diberikan
kebebasan. Saat menanti di traffic light dalam kota Situbondo, saya
dikagetkan oleh tegur sapa yang ramah dari bikers disisi kiri
saya.Beberapa motor Yamaha Vixion dari komunitas lokal mengajak saya
mampir untuk silaturahmi. Namun dengan halus saya tolak dengan alasan
perjalanan saya masih jauh. Kebayang kan kalo saya tergabung dengan
sebuah komunitas, pada saat melintasi teritorial komunitas, "wajib"
mampir dan pastinya akan sangat mengganggu time-schedule saya.
Refueling pertama di Situbondo |
Setelah refueling langsung tancap gas lagi menuju Surabaya.Satu demi
satu kota2 kecil saya lewati, hingga saraf mata mulai melemah dan saya
memutuskan untuk beristirahat di SPBU daerah Tongas/Probolinggo.Karena
apabila saya lanjutkan, percuma juga akan masuk Surabaya pukul 4
pagi.Jadi saya beristirahat di SPBU itu sembari "sleep-sleep chicken"
selama 2 jam.Perkiraan akan masuk Surabaya pas sudah mulai terang.
Setelah menghabiskan sebungkus indomie rebus + kopi pada subuh itu,
perjalanan lanjut ke Surabaya. Lalu lintas disekitar Porong tidak begitu
padat lagi sekarang,karena ada jalur alternatif untuk kendaraan R4.
Masuk kota Surabaya dari arah Wonokromo, hujan gerimis mulai mengguyur
lagi namun tidak sampai perlu memakai jas hujan. Tidak banyak obyek yang
saya sambangi pagi itu di Surabaya, hanya sekedar passing-by aja.
Sight seeing didaerah pusat kota Surabaya |
Balai kota Surabaya |
Setelah meluangkan waktu sekitar sejam di pusat kota Surabaya Scorpy
saya arahkan ke Suramadu untuk menyeberang ke Madura. Berkat panduan
Navitel maps pada GPS, tidak sulit untuk menemukan arah
tersebut.Menjelang daerah Kenjeran, rasa lapar menyerang lagi dan saya
memilih menu nasi pecel pagi itum untuk mengatasi gangguan tersebut.
Nasi pecel Kenjeran |
Setelah menyelesaikan gangguan lapar dipagi itu, langsung saya menuju ke
jembatan terpanjang di Indonesia itu. Dengan panjang 5,4 km, jembatan
Suramadu terbentang dengan megah nya didepan mata. Setelah membayar
tiket toll sebesar Rp.3,000 Scorpy mulai menapak untuk melewati
jembatan.
Entrance tol Suramadu |
Dengan moderate speed saya lewati Suramadu dan lanjut sekitar 10 km
hingga tiba pada sebuah T junction , kalau kekiri ke Bangkalan , yang
pernah saya kunjungi dan kali ini saya harus ke kanan menuju Sumenep
dengan melewati kota2 : Sampang,Pamekasan. Panas terik pagi itu cuaca di
pulau garam, Sabtu pagi itu. Memasuki desa Tanah Merah atau sekitar 15
km dari T junction tadi, laju kendaraan terhenti total. Saya berfikirm
pasti ada tabrakan didepan sana. Namun setelah mencari informasi, saya
akhirnya tau bahwa hari Sabtu adalah hari pasar ternak di Tanah Merah.
Dan pasar di Tanah Merah dipenuhi oleh hewan seperti sapi, ayam dll yang
memakan badan jalan.Pantesan macet total.
Setelah stuck sekitar 45 menit dipasar Tanah Merah, perjalanan lanjut
menuju Sampang.Tiba di desa Blega, saya mampir sejenak untuk
"cooling-down " dengan minum kelapa muda dipinggir jalan.
Young coconut/kelapa muda di Blega |
Setelah rehat sejenak perjalanan lanjut menuju Sampang dan mendung berat
kembali menggantung dilangit yang tadi nya cerah.Benar saja, sekitar 4
km sebelum kota Sampang ,cuaca berubah totalm hujan lebat tiba2
mengguyur bumi Medhure, disertai petir dan kilat menyambar. Menurut
beberapa referensi yang saya ketahui, petir di Madura kerap memakan
korban karena kontur geografis nya yang flat dan terbuka, sehingga bila
petir menyambarm akan langsung dapat menyengat apa saja , termasuk
manusia. Saya ambil keputusan untuk meneduh saja di warung sembari
menunggu hujan reda.
It's raining again in Madura |
Hujan reda, perjalanan saya lanjutkan memasuki kota Sampang untuk mencari tempat makan siang.
Downtown kota Sampang |
Tidak lama ketemu juga tempat makan yang sangat nikmat : bebek goreng
khas Sampang, dengan bumbu yang berani dan belum pernah saya rasakan.
Sangat nikmat, dengan harga hanya Rp.17,500.
RM bebek goreng di Sampang |
Bebek goreng khas Sampang |
Setelah perut kenyang perjalanan lanjut menuju kota berikut yaitu
Pamekasan.Jalan kecil dan hampir 100% flat sejauh 31 km itu membuat
riding terasa agak membosankan.
Dari Pamekasan perjalanan lanjut lagi menuju Sumenep dengan jarak 64
km.Karena sudah menjelang ending-destination semangat timbul
lagi.Beberapa obyek wisata seperti pantai Camplong di Sampang dan Api
Abadi di Tlanakan /Pamekasan terpaksa saya skip karena terkendala cuaca
hujan yang sangat lebat. Memasuki Kabupaten Sumenep saya melihat gapura
selamat datang dengan tag-line yang rada "nyleneh"
Tag line Sumenep |
Setelah memasuki kota Sumenep ,saya mulai berkeliling mencari hotel dan
mecoba berkomunikasi dengan warga perihal ladang garam terbesar di
Indonesia yang ada di dekat kota Kalianget atau sekitar 10 km dari
Sumenep.Saya ingin sekali untuk mengabadikan obyek ladang garam
tersebut.Namun sayang, timing saya kurang tepat, ladang garam itu hanya
ada hingga bulan Maret yang lalu dan sekarang, memasuki musim penghujan,
sudah berubah menjadi tambak2 yang digenangi air.
Sumenep |
Akhirnya ketemu juga sebuah hotel yang cukup baik dan rate yang murah,
yaitu VIP2 dengan tarip Rp.180.000/malam. Not bad dan sangat saya
perlukan utk recover energy. Fasilitas : AC, air panas, Wifi dan dapat
breakfast. Mantap lah..
Hotel Suramadu di Sumenep |
Memasuki kamar hotel, lega rasanya dan saya lsg beristirahat sembari
menunggu waktu magrib tiba.Selesai mandi dan magrib saya pergunakan
waktu untuk beristirahat sambil menunggu waktu makan malam. Hingga
Sumenep ini, total jarak tempuh dari Denpasar sudah 597 km.
Sekitar pukul 19.00 saya keluar hotel untuk melihat-lihat
sekitar.Awalnya saya memasuki sebuah gift-shop dan perhatian saya
tertuju ke cindera mata, berupa senjata khas Madura dalam berbagai
ukuran.Ada niatan untuk membeli namun terfikir resiko dipenyeberangan
Gilimanuk bila terjadi razia.Akhirnya niat saya batalkan.
Clurit cindera mata dalam berbagai ukuran |
Kemudian saya lanjut menju pusat kota, yaitu Alun2 yang padat pada malam
Minggu itu.Setelah berputar untuk mencari makanan khas Medhure, plihan
saya jatuh kepada sate ayam, full-ori Madura. Cita rasa nya memang lebih
nikmat, terutama bumbu kacang nya,dibanding yang ada di Denpasar.
Sate Medhure asli, tak iyee.. |
Karnival Rio di Sumenep |
Tidak ber-lama2 saya menikmati suasana malam Minggu di kota
Sumenep,akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke hotel untuk menyimpan
energy guna menuntaskan sisa rute yang tinggal sedikit lagi pada esok
pagi. Tidak lupa saya call pihak pelabuhan Kalianget untuk memastikan
jam keberangkatan ferry esok pagi. Saya peroleh informasi bahwa ferry
berangkat pukul 8.00 pagi dan loket tiket dibuka sejak pukul 6.00 pagi.
Hanya saja, setiap hari Minggu dan Selasa, ferry tidak langsung menuju
Jangkar, yang seharusnya hanya 4 jam pelayaran namun singgah di pulau
Sapudi dengan total jarak pelayaran menjadi 7 jam.Apa boleh buat, masih
lebih cepat, bila dibandingkan saya jalan darat kembali ke Ketapang
lagi.Adapun, sisa jarak yang akan saya tempuh : 75 km dari
Jangkar-Ketapang ditambah 133 km dari Gilimanuk ke Denpasar.Dan di ferry
saya dapat beristirahat,Pilihan yang tepat.
Tiba di hotel saya langsung beristirahat dengan tidak lupa utk
mengaktifkan alarm di HP pukul 4.00 pagi.Rencana saya akan start, ba'da
subuh yaitu pukul 5.15 supaya bisa mencapai Kalianget sebelum jam 6.00
pagi. Jarak antara Sumenep - Kalianget hanya 10 km.
Minggu pagi tanggal 7 April 2013 ,sesuai rencana saya sudah siap start
pukul 5.15.Tidak lupa saya mengisi bensin full di pom bensin yang
terletak didepan hotel. Kira2 pukul 05.45 saya telah tiba di pelabuhan
Kalianget untuk mengantri tiket ferry. Tepat pukul 06.15 tiket dibuka
dan saya menjadi pembeli pertama. Harga tiket sebesar Rp,100.000 untuk
motor + orang. Setelah mendapatkan tiket, langsung Scorpy saya naikkan
ke ferry dan turun lagi untuk mencari sarapan.
Ngantri di pelabuhan Kalianget |
Ferry Dharma Kartika - kecil hanya bisa 5 mobil |
Dermaga pelabuhan Kalianget |
Setelah memarkir motor di ferry saya turun untuk sarapan.
on board ferry Dharma Kartika |
Setelah selesai sarapan , pukul 07.00 saya naik ke ferry dan menuju
upper-deck.Sungguh surprised ,melihat ferry sekecil ini tapi mempunyai
VIP compartment yang sangat nyaman dengan AC nya + matras untuk tidur.
VIP compartment |
Ferry bergerak menuju p.Sapudi |
Suasana transit di p.Sapudi |
ternak naik dari p.Sapudi |
Setelah 30 menit transit perjalanan lanjut ke Jangkar dengan waktu
tempuh 5 jam lagi. Sekitar pukul 14.00 perut sudah tidak tahan lapar dan
saya menuju counter cafetaria untuk mencari makan,Tapi hanya popmie
yang tersedia,apa boleh buat daripada tidak ada.
Tepat pukul 15.00 ferry merapat di pelabuhan Jangkar dan cuaca mendung
sore itu.Langsung saya pacu Scorpy ke Ketapang dengan stamina yang sudah
fresh kembali, karena waktu istirahat yang cukup banyak.
Touch-down di Jangkar |
Dari Jangkar perjalanan saya lanjutkan ke Ketapang dengan sisa jarak
hanya 70km an. Tidak terasa saya tiba di Ketapang dan menyempat kan
untuk makan dulu di warung langganan.
Warung langganan di Ketapang |
Setelah mengisi perut, saya langsung naik ke ferry untuk melanjutkan perjalanan pulang.
di ferry menuju Gilimanuk |
Adios Ketapang,till we meet again.. |
Setelah tiba di Gilimanuk rasanya tidak sabar ingin segera tiba
dirumah.Motorpun saya pacu agak cepat dan hasilnya, 2 jam saya sudah
merapat di Denpasar.
Arrived home |
Tuntas sudah perjalanan menjelajah Madura dengan tidak kurang satu
apapun. Terima kasih untuk teman2 yang sudah memberikan support selama
perjalanan saya 3 hari ini. I love U all..
No comments:
Post a Comment